HAKIKAT BERPIKIR KRITIS; SEBUAH TINJAUAN FILOSOFIS

ALBOIN PARLUHUTAN .

Abstract


Progresivisme adalah nama pendekatan praktis dan teoretis yang luas di pendidikan. Hari ini harus dilihat, setidaknya dalam bentuk klasiknya, sebagai sebuah sejarah fenomena yang berkembang terutama di paruh pertama abad kedua puluh. Namun, klaim ini membutuhkan kualifikasi tertentu terkait waktu dan tempat. Ini berlaku pertama dan terutama di Eropa Tengah, khususnya Jerman dan Skandinavia, dan Amerika Utara, sementara progresivisme tidak menjadi signifikan di Inggris Raya sampai beberapa dekade kemudian. Pada saat yang sama, ini tidak berarti bahwa pada  abad kedua puluh satu dan seterusnya, sekolah tidak memerlukan alur pikir progresivisme. Memang dapat dikatakan bahwa pendekatan dan metode progresif klasik, setidaknya dalam beberapa sistem sekolah, telah menjadi ortodoksi baru, khususnya di negara Republik Indonesia. Dan ini menimbulkan pertanyaan yang rumit tentang apakah pendekatan dan metode seperti itu masih pantas disebut "progresivisme". Progressivisme, atau Reformpädagogik, muncul dalam konteks dimana krisis pendidikan besar terjadi dalam bentuk kesenjangan yang signifikan antara peraturan yang ada dan kebutuhan sosial dan budaya yang dibutuhkan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, muncullah para praktisi atau ahli teori, atau keduanya, kemudian mulai merancang ide dan prosedur pendidikan baru sebagai alternatif dari yang sudah ada. Jika kita melihat tren dan pendekatan pendidikan secara luas, hal tersebut di atas dapat dibagi menjadi tiga fase berdasarkan sudut pandang. Jika pemahaman hakikat pengetahuan dikaitkan dengan masalah pendidikan tentang bagaimana orang belajar, maka masalah sentral pendidikan dapat dirumuskan sebagai masalah yang menyangkut hubungan antara mata-pelajaran yang dipelajari dengan kenyataan, objek, dan materi yang akan dipelajari, (lihat Gustavsson, 1996). Pergeseran keseimbangan yang terus-menerus antara dua kutub ini dapat diamati sepanjang sejarah pendidikan, khususnya di Indonesia dengan konteks pendidikan nasional. Siklusnya dapat digambarkan secara spasial, dari luar ke dalam. Praktik pendidikan tradisional secara historis didasarkan pada pernyataan bahwa ada tubuh pengetahuan yang siap pakai, seperangkat kebenaran obyektif, yang penting untuk diperoleh individu. Pada fase pertama, pendirian awal mula sekolah modern dianggap bersifat mulia dan tugas pendidikan. Pada fase kedua, yang muncul sejak Renaisans dan seterusnya, keberadaan tubuh pengetahuan yang sudah jadi masih ditegaskan; sekarang, bagaimanapun pengetahuan tidak lagi merupakan wahyu ilahi tetapi menjadi bahagian dari alam sekuler yang berkelanjutan. Peran  sekolah dianggap menjadi objek yang harus disampaikan kepada generasi muda, jadi tugas pendidikan adalah membantu mentransfer kebenaran yang sudah ada. Pendidikan tradisional, seperti yang ditunjukkan dalam dua fase pertama, berawal dari Gereja, dimana para guru sekolah minggu melakukan pengajaran-pengajaran terhadap anak-anak sekolah minggu. Pada fase ketiga, adanya upaya mempertahankan prinsip mimetik yang hingga diperdebatkan, dimana pengetahuan dilihat sebagai pemerolehan secara otodidak, diperoleh dengan belajar dari pengalaman, yang kemudian untuk menghubungkan pengetahuan dan pembelajaran lewat pengalaman siswa itu sendiri, itulah yang dinamai dengan ilmu pengetahuan..


Full Text:

PDF

References


REFERENSI

Alfaris, Fitri. 2016. Kurikulum 2013 dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Progressivisme.

Diunduh dari: https://doi.org/10.22146/jf.12687

Fadlillah, Muhammad. 2017. Aliran Progresivisme dalam Pendidikan di Indonesia.

DOI: 10.24269/dpp.v5i1.322. Diunduh dari; http://dx.doi.org/10.24269/dpp.v5i1.322

Soemiarti, Patnonodewo. 1995. Buku Ajar Pendidikan Prasekolah. Jakarta: Depdikbud Dirjen

Pendidikan Tinggi

Temorubun. 2019. Pandangan Pestalozzi tentang Pendidikan. Diunduh dari:

https://leonardusansis.wordpress.com/goresan-pena-sahabatku-yono/pandangan-pestalozzi-dan-froebel-tentang-pendidikan/




DOI: https://doi.org/10.36294/pionir.v7i2.2360

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.