PEMANFAATAN KUNYIT (Curcuma longa Linn) UNTUK MEMERIKSA BORAKS PADA BEBERAPA JENIS MAKANAN YANG BEREDAR DI PASAR PEKANBARU

Eli Yusrita, Mega Pratiwi Irawan

Abstract


Boraks merupakan bahan yang dikenal untuk industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata.  Boraks  juga  sebagai  pengawet  kayu  dan  antiseptik  kayu.  Jika  boraks terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu yang lama akan menumpuk pada otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan   demam,   depresi,   kerusakan   ginjal,   nafsu   makan   berkurang, gangguan  pencernaan,  kebodohan,  kebingungan,  radang kulit, anemia, kejang, pingsan bahkan kematian. Berbahayanya boraks bagi tubuh manusia sudah banyak diketahui oleh masyarakat umum, namun demikian belum banyak masyarakat yang mengetahui cara mendeteksinya. Kunyit (Curcuma longa Linn) merupakan salah satu bahan pewarna alami makanan. Kandungan senyawa kunyit terdiri dari curcuminoid, bisdesmetoksicurcumen. Untuk membuktikan kunyit dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan boraks dalam makanan maka perlu dilakukan pengujian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kunyit dapat digunakan untuk mendeteksi boraks yang terdapat pada bahan makanan yang beredar di pasar-pasar tradisional Pekanbaru. Penelitian ini berdasarkan sifat masalahnya adalah eksperimental, desain penelitian yang digunakan adalah desain paralel dengan matching. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposif. Kunyit dapat dijadikan sebagai bahan penguji adanya kandungan boraks pada makanan. Berdasarkan uji kualitatif menggunakan tiga metode didapatkan ada beberapa sampel yang positif dan negatif dan ketiga metode menunjukkan hasil identifikasi yang sama.

 

Kata kunci: Kunyit, boraks, makanan


Full Text:

PDF

References


Anderson, A.M., Mitchell, M.S. and Mohan, R.S. (2000).Isolation of Curcumin from Turmeric. Journal of Chemical Education 77: 359–360.

Ang Swi See, Abu Bakar Salleh, Fatimah Abu Bakar. (2010). Risk and Health Effect of Boric Acid.American Journal of Applied Sciences 7 (5): 620-627.

Cahyadi W.(2008). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara. Jakarta

DepKes. RI. (1988). Peraturan Menteri Kesehatan RI No:722/Menkes/Per/IX/1988

Ham. M. (2009). Kamus Kimia. PT. Bumi Aksara. Jakarta

http://blogonline2012.blogspot.com/2012/06/boraksdanformalin.htmlJakarta: Penerbit Bumi Aksara; 2008

Ikhsan M. (2013). Identifikasi Boraks Terhadap Roti Tawar Yang Dipasarkan Di Kelurahan Tampan Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.

Lestari M. (2013). Identifikasi Boraks Dalam Sosis Masak Yang Dijual Di Pasar Kaget Kelurahan Tampan Dengan Metode Komperatif Dengan Reaksi Warna.

Rohman. A. (2012). Mini Review Analysis of curcuminoids in food and pharmaceutical products. International Food Research Journal 19(1): 19-27

Rukmana R. (2010). Kunyit. Kanisius. Yogyakarta.

Sotanaphun U, Phaechamud. T and Dechwisissakul. P. (2007). Rapid Screening Method for Curcuminoid Content in Turmeric (Curcuma longa Linn.). Thai Pharmaceutical and Health Science Journal, Vol. 2 No. 2, May–Aug. Tentang Bahan Tambahan Pangan.DepKesRI: Jakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.