PERBAIKAN P TERSEDIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN PUPUK GUANO DAN EM 4 SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine Max L) DI TANAH INCEPTISOL

Chairani Siregar, Fenty Maimunah Simbolon, Mindalism Mindalism

Abstract


Ketersediaan P tanah rendah pada lahan kering dan merupakan faktor pembatas utama bagi pertumbuhan tanaman. Rendahnya P ini karena terfiksasi oleh Al, Fe, dan Mn oksida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk guano dan EM4 serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max L) serta ketersediaan P tanah. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2017 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian UISU, Kecamatan Medan Johor, Kota Madya Medan, Provinsi Sumatera Utara, dengan ketinggian lebih kurang 25 m di atas permukaan laut serta topografi datar. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor I : Faktor pemberian Pupuk Guano (G) terdiri atas 4 taraf perlakuan : G0 = Kontrol;G1 = 200 g/plot; G2 = 400 g/plot; G3= 600 g/plot, dan Faktor II yaitu Faktor EM4 (E) terdiri atas 3 taraf perlakuan : E0 = Kontrol; E1 = 14 ml/liter air/plot; E2 = 28 ml/liter air/plot. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm),  bobot polong per tanaman (g), bobot polong per plot (g), bobot 100 biji (g), dan P tersedia tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk Guano hingga dosis 600 g/plot nyata meningkatkan tinggi tanaman, bobot polong per tanaman dan bobot polong per plot, serta P tersedia tanah. Pemberian EM4 hingga dosis 28 ml/liter air/plot juga nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, dan bobot polong per plot.

Full Text:

PDF

References


Ditjen Tanaman Pangan. 2006. Pedoman umum pemantapan road map kedelai. Direktorat Budi Daya Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.

Direktorat Jendral Tanaman Pangan. 42 p.

Higa, T., dan Parr, J. F. (1998). Effective Microor-ganisms (EM) Untuk Pertanian dan Lingkungan yang Berkelanjutan. Indonesia Kyusai Nature Farming Societies. Jakarta.

Hakim, N. M, Y. Nyakpa, AM. Lubis., S. G. Nugroho., M. R. Saul., M. A. Diha., G. B. Hong., dan H. H. Bailey. 2006. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung. 396 hal.

Marwoto 2007. Dukungan Pengendalian Hama Terpadu Dalam Program Bangkit Kedelai. Ipetek Tanaman Pangan, Volume 2, No. 1, Malang

Mukhtaruddin, Sufardi, dan Ashabul Anhar. 2015. Penggunaan Guano dan Pupuk Mutiara Untuk Memperbaiki Kualitas Media Subsoil dan Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.). J. Floratek 10 (2): 19-33. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Nurdin. 2012. Morfologi, Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisols dari Bahan. Lakustrin Paguyaman-Gorontalo Kaitannya dengan Pengelolaan Tanah. JATT Vol. 1 No. 1, April 2012: 13-22

Nurhayati 2005. Pemanfaatan Lahan Pertanian Untuk Tanaman Pangan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 2000. Sumber Daya Lahan Indonesia Dan Pengelolaannya. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Bogor.

Rasantika, M. S. 2009. Guano Kotoran Burung yang Menyuburkan. Kompas Gramedia Jakarta.

Suriadikarta, D.A., T. Prihatini, D. Setyorini, dan W. Hartatiek. 2002. Teknologi pengelolaan bahan organik tanah. hlm. 183−238. Dalam teknologi pengelolaan lahan kering menuju pertanian produktif dan ramah lingkungan. Pusat penelitian dan pengembangan tanah dan agroklimat, Bogor.

Suprapto. 2004. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sarawa, Andi, N., dan Muh. Dasril, Aj. 2012. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L.) yang Diberi Pupuk Guano dan Mulsa Alang-Alang. Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo. Kendari. Jurnal Agroteknos, Vol. 2 No. 2 Hal. 97 – 105.

Wididana, 1999. EM-4 Pertanian. Erlangga, Jakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Alamat Redaksi:

Gedung Fakultas Pertanian, Universitas Asahan

Jl. Ahmad Yani No. 1, Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara 21214, Indonesia